Gak tau kenapa, koq beberapa hari ini kangen banget sama guru spiritualku. Mau SMS selalu gak sempat. InsyAllah semoga beliau selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Setelah tamat kuliah kemaren, aku sempet kerja di Jakarta sekitar 3 bulan. Tepatnya di konsultan pajak pribadi milik pak H Gunawan Sukiswo. Di kantor pak Gun gak banyak pegawainya kurang lebih hanya 4 orang. Aku, Pak Loso, Pak Kirsjam dan Mas Ade. Yup, semua laki-laki dan juga udah Bapak-bapak. Pak Kirsjam malah udah kakek-kakek. Tapi walaupun udah lumayan senior beliau (Pak Kirsjam) kaya akan ilmu. Baik itu dalam hal perpajakan maupun pelajaran hidup. Walaupun hanya bertemu sekitar 3 bulanan, tapi aku merasa Pak Kirsjam adalah seseorang yang luar biasa. Bukan ingin pamer, beliau seringkali menceritakan pengalaman hidupnya. Kerja keras beliau yang bisa bertahan hidup dan berkecukupan di Ibu Kota. Mulai dari nol hingga naik haji beberapa kali. Hal itu gak mudah. Semua butuh proses dan kerja keras.
Umur Pak Kirsjam sekitar 65 Tahun tapi semangat beliau untuk bekerja tak pernah Luntur. Walaupun beliau adalah seorang pensiunan pegawai Pajak, beliau gak akan duduk diam saja dirumah menunggu gaji dari pemerintah. Beliau masih bersemangat menggunakan ilmunya untuk bekerja di konsultan pajak. Kalo mau difikir-fikir sih, buat apa lagi cari uang? toh anak satu-satunya udah berkeluarga dan bekerja. Sebetulnya, gaji pensiun udah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup beliau dan istrinya. Tapi beliau berfikir lain, selain untuk selalu mengasah ilmunya, hasil dari bekerja tadi ia sisihkan untuk kembali mengunjungi rumah Allah SWT. "Gak ada yang Bapak kejar lagi dunia ini selain ingin selalu dekat dengan Allah, si'" begitulah kata beliau ketika berbicara padaku. Selain sibuk kerja, beliau juga asik menjadi pengurus Masjid yang ada di dekat rumahnya.
Saat itu kami banyak bertukar cerita. Beliau menceritakan bertapa susahnya hidupnya dulu. Lahir dari keluarga yang sederhana dengan banyak saudara sementara orang tua hanya seorang petani. Namun beliau gak pernah lelah untuk berusaha. Selalu bersemangat mencari ilmu, bahkan beliau tak akan pernah malu disuruh bekerja apapun asalkan halal. Demi sekolah kerja apapun rela dengan catatan masih di "jalan yang benar".
Aku pun menceritakan latar belakang keluarga ku. Beliau heran, sebagai satu-satunya anak perempuan yang memiliki banyak saudara laki-laki mengapa aku berani sekali merantau ke Jakarta dan jauh dari orang tua?! Aku katakan pada beliau bahwa selali-sekali aku ingin hidup mandiri dan mencoba bertahan hidup jauh dari orang tua. Dan berhubung orang tuaku mempercayaiku, mereka iklas melepas meskipun masih dititipkan bersama saudaranya. Dan yang pada akhirnya aku disuru pulang juga ke Palembang dengan alasan "Kasihan, mamak gak ada temnnya" Hmm...
Beliau banyak mengajariku akan banyak hal. Khususnya antara hubungan diri kita dengan tuhan. Hal itu yang seringkali beliau ingatkan. Beliau juga banyak membantuku ketika aku baru masuk kerja disana. Dari yang megap-megap kenalan sama pajak sampai benar-benar paham (*tapi jujur sekarang udah lupa. maaf, ya pak :D ) Aku juga menceritakan
Beliau juga seringkali menceritakan cucu tercintanya yang lucu. Begitu juga dengan anak dan istrinya. Hampir setiap hari istri beliau menelfon hanya untuk sekedar mengingatkan makan dan menanyakan sedang apa. Bahagia sekali menurutku, di usia senja beliau tetap hidup bersama orang-orang yang terkasih.
Setelah aku berhenti dari kantor konsultan pajak milik pak gunawan, aku kembali ke kota kelahiranku Palembang tercinta. Tapi meski begitu, kami tetap berkomunikasi baik itu melalui Telpon maupun sms. Meski hanya menanyakan kabar masing-masing. Pernah, suatu kali tiba-tiba beliau menelepon ku. Menanyakan kabar apakah aku dalam keadaan baik-baik saja, karna tiba-tiba beliau teringat padaku. Aku katakakan bahwa aku baik-baik saja. Trimakasih Bapak selalu mengingat saya.
Ya allah semoga Engkau menjaga beliau seperti Engkau menjaga kedua orang tuaku. Lindungilah Ia, berikan kesehatan padanya dan panjangkanlah umurnya, dan semoga beliau selalu hidup berbahagia bersama keluarga tercintanya. Amin...
Setelah tamat kuliah kemaren, aku sempet kerja di Jakarta sekitar 3 bulan. Tepatnya di konsultan pajak pribadi milik pak H Gunawan Sukiswo. Di kantor pak Gun gak banyak pegawainya kurang lebih hanya 4 orang. Aku, Pak Loso, Pak Kirsjam dan Mas Ade. Yup, semua laki-laki dan juga udah Bapak-bapak. Pak Kirsjam malah udah kakek-kakek. Tapi walaupun udah lumayan senior beliau (Pak Kirsjam) kaya akan ilmu. Baik itu dalam hal perpajakan maupun pelajaran hidup. Walaupun hanya bertemu sekitar 3 bulanan, tapi aku merasa Pak Kirsjam adalah seseorang yang luar biasa. Bukan ingin pamer, beliau seringkali menceritakan pengalaman hidupnya. Kerja keras beliau yang bisa bertahan hidup dan berkecukupan di Ibu Kota. Mulai dari nol hingga naik haji beberapa kali. Hal itu gak mudah. Semua butuh proses dan kerja keras.
Umur Pak Kirsjam sekitar 65 Tahun tapi semangat beliau untuk bekerja tak pernah Luntur. Walaupun beliau adalah seorang pensiunan pegawai Pajak, beliau gak akan duduk diam saja dirumah menunggu gaji dari pemerintah. Beliau masih bersemangat menggunakan ilmunya untuk bekerja di konsultan pajak. Kalo mau difikir-fikir sih, buat apa lagi cari uang? toh anak satu-satunya udah berkeluarga dan bekerja. Sebetulnya, gaji pensiun udah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup beliau dan istrinya. Tapi beliau berfikir lain, selain untuk selalu mengasah ilmunya, hasil dari bekerja tadi ia sisihkan untuk kembali mengunjungi rumah Allah SWT. "Gak ada yang Bapak kejar lagi dunia ini selain ingin selalu dekat dengan Allah, si'" begitulah kata beliau ketika berbicara padaku. Selain sibuk kerja, beliau juga asik menjadi pengurus Masjid yang ada di dekat rumahnya.
Saat itu kami banyak bertukar cerita. Beliau menceritakan bertapa susahnya hidupnya dulu. Lahir dari keluarga yang sederhana dengan banyak saudara sementara orang tua hanya seorang petani. Namun beliau gak pernah lelah untuk berusaha. Selalu bersemangat mencari ilmu, bahkan beliau tak akan pernah malu disuruh bekerja apapun asalkan halal. Demi sekolah kerja apapun rela dengan catatan masih di "jalan yang benar".
Aku pun menceritakan latar belakang keluarga ku. Beliau heran, sebagai satu-satunya anak perempuan yang memiliki banyak saudara laki-laki mengapa aku berani sekali merantau ke Jakarta dan jauh dari orang tua?! Aku katakan pada beliau bahwa selali-sekali aku ingin hidup mandiri dan mencoba bertahan hidup jauh dari orang tua. Dan berhubung orang tuaku mempercayaiku, mereka iklas melepas meskipun masih dititipkan bersama saudaranya. Dan yang pada akhirnya aku disuru pulang juga ke Palembang dengan alasan "Kasihan, mamak gak ada temnnya" Hmm...
Beliau banyak mengajariku akan banyak hal. Khususnya antara hubungan diri kita dengan tuhan. Hal itu yang seringkali beliau ingatkan. Beliau juga banyak membantuku ketika aku baru masuk kerja disana. Dari yang megap-megap kenalan sama pajak sampai benar-benar paham (*tapi jujur sekarang udah lupa. maaf, ya pak :D ) Aku juga menceritakan
Beliau juga seringkali menceritakan cucu tercintanya yang lucu. Begitu juga dengan anak dan istrinya. Hampir setiap hari istri beliau menelfon hanya untuk sekedar mengingatkan makan dan menanyakan sedang apa. Bahagia sekali menurutku, di usia senja beliau tetap hidup bersama orang-orang yang terkasih.
Setelah aku berhenti dari kantor konsultan pajak milik pak gunawan, aku kembali ke kota kelahiranku Palembang tercinta. Tapi meski begitu, kami tetap berkomunikasi baik itu melalui Telpon maupun sms. Meski hanya menanyakan kabar masing-masing. Pernah, suatu kali tiba-tiba beliau menelepon ku. Menanyakan kabar apakah aku dalam keadaan baik-baik saja, karna tiba-tiba beliau teringat padaku. Aku katakakan bahwa aku baik-baik saja. Trimakasih Bapak selalu mengingat saya.
Ya allah semoga Engkau menjaga beliau seperti Engkau menjaga kedua orang tuaku. Lindungilah Ia, berikan kesehatan padanya dan panjangkanlah umurnya, dan semoga beliau selalu hidup berbahagia bersama keluarga tercintanya. Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar