Minggu, 06 Maret 2011

Dag Did Dug Dwer

Waktu itu, aku bersama seorang sahabat berwisata kuliner di kedai “Kabatag” (Kabatag adalah sapaan akrab kami untuk Kakak penjual Batagor yang manis banget) selain lagi kepingin makan batagor, sebenarnya ada motiv lain dibalik itu (hehehe) apalagi kalau bukan ngerumpi sambil “Nyuci mata“, xixixi. Gimana enggak, selain batagornya enak, letaknya juga strategis, apalagi  banyak “Mahluk manis“ bersliweran (Heheh, genit banget sih). 


Cuaca mendukung, isi dompet pun sedang bersahabat so apa salahnya dibela-belain sehabis pulang kerja (Padahal capek banget tuh) menuju kedainya Kabatag. Akupun bertukar cerita bersama si “Negun“ (Sapaan akrab untuk sahabatku, hehe) dari topik seputar  kerjaan, keluarga dan topik terfavorit kami. Taraaaaa.... apalagi kalo bukan tentang urusan asmara. Hmmm.... topik yang satu itu selalu jadi trand dikalangan artis, eits... kami maksudnya (Emang sih, kami setara dengan artis. Artis flora n fauna maksudnya :p). Ada hal baru sedikit saja pasti langsung di report, kupas tuntas, babat habis, hajar bleh. Selalu menggebu-gebu kalau bicara soal itu. Hghghghghg


Lagi asik-asiknya ngerumpi, si Negun kebelet pipis (Udah jadi kebiasaannya tu!) Mau tak mau obrolan seru itupun berakhir dengan acara mengejar toilet. Wkwkwkwk

Setelah itu, kamipun pulang ke rumah masing-masing (Ya iyalah, masa ke rumahnya Mark Westlife n ke rumah Cristian Bautista? Mau banget kaleee...).
Tak lama Kami berpisah ke arah yang berbeda.

Aku melewati jalan pintas yang biasa aku lewati. Ketika dipertengahan jalan ternyata tak bisa dilalui karena banjir. Sh*t padahal sudah lumayan jauh dari jalan utama. Akupun berputar arah ke jalan lain yang belum pernah aku lewati, karena sebentar lagi Magrib dan aku harus segera tiba dirumah (Takut ditimpuk si Enyak pakai sapu) Mau tak mau aku memutuskan lewat jalan asing itu.

Lumayan jauh juga aku berjalan dengan si Blacku (BlacKuning alias motor andalanku) Tapi kenapa setiap belokan terdapat tembok? Jalan ke kiri tembok, lurus dikit belok kanan tembok, pas liat lorong kecil gak taunya garasi rumah orang. Oh, D*mn kayaknya aku tersesat! Akupun mulai deg deg’an karena suasana saat itu sepi banget, agak jiper juga sih soalnya hari hampir gelap sedangkan mataku yang minus ini gak dibantu dengan kacamata.

Aku berusaha berkompromi dengan diriku untuk tenang. Mengajak si Blacku berhenti sejenak ke pinggiran. Tak lama, aku memutuskan untuk berusaha kembali ke jalan semula. Sambil mulut komat kamit memanjatkan doa ke Maha Kuasa *Lebaynya kumat. Alhamdulilah, aku dapat mengenali jalan dan biasa kembali pulang dengan selamat.


*Mencoba hal baru itu emang kreatif, tapi bila kamu merasa akan berdampak berbahaya lebih baik kamu berfikir sampai ratusan kali terlebih dahulu. Gak semua hal yang instan itu praktis, bisa juga menyesatkan Loh.


 Zie^^


1 komentar:

KYUNEE mengatakan...

wkwkwk,
jd itu yg terjadi hr itu?? NYASAR????
wkwkwwkwk...APAKATADUNIA??? hihihiy..
emg d daerah mn, cy??